Sabtu, 14 Februari 2015

Apa Pengertian, Rumus Kimia, & Manfaat Capsaicin?

Capsaicin (8-metil–N–vanilil–6-nonenamida) merupakan komponen aktif cabe yang menghasilkan panas dalam cabe.
apa itu pengertian capsaicin adalah Gambar rumus kimia capsaicin penyebab sensasi pedas
Gambar rumus kimia capsaicin penyebab sensasi pedas
Tulisan ini menjawab pertanyaan:
Apa itu capsaicin?
Apa yang disebut dengan capsaicin?
Apa rumus kimia dan manfaat capsaicin?
Apa pengertian dari capsaicin?

Capsaicinoid meliputi capsaicin, dihydrocapsaicin, norcapsaicin, nordihydrocapsaicin, homodihydrocapsaicin, homocapsaicin, dan nonivamide. Capsaicin (8-metil–N–vanilil–6-nonenamida) merupakan komponen aktif cabe yang menghasilkan panas dalam cabe. Capsaicin bersifat iritan terhadap mamalia termasuk manusia, dan menimbulkan rasa terbakar dan panas pada jaringan manapun yang tersentuh. Capsaicin mempunyai nilai ekonomis yang tinggi pada bidang farmasi. Semakin tinggi kadar capsaicin maka semakin baik kualitasnya sebagai bahan farmasi.

Apa Manfaat dan Bahaya Capsaicin pada Cabe?

Di alam ini tidak ada sesuatu yang diciptakan tanpa tujuan, cabe di anugerahi capsaicin oleh Tuhan agar tumbuhan ini dapat melestarikan jenisnya. Biji cabe akan hancur apabila ada hewan yang mengunyahnya. Oleh karena itu, disekitar biji cabe banyak sekali kandungan capsainin sehingga menyebabkan hewan enggan untuk memakan cabe karena merasa pedas.

Misalnya, gajah benci dengan tanaman cabe, dan akan menghindari suatu tempat yang banyak ditanami cabe dengan menggunakan penciumannya yang sensitif. Cara ini dipakai untuk melindungi suatu pemukiman dari serangan gajah. Burung tidak memiliki reseptor untuk capsaicin sehingga tidak akan merasakan pedas. Tetapi ini bukan suatu masalah bagi cabe karena burung tidak mempunyai geraham yang dapat menghancurkan biji cabe. Setelah keluar bersama feses burung, biji tersebut dapat melanjutkan germinasi. Capsaicin juga dapat melindungi cabe dari serangan mikroba jamur.

Di dalam dunia medis, capsaicin digunakan untuk mengalihkan rasa nyeri karena apabila saraf terangsang capsainin yang memberikan efek terbakar, influks rangsang akan menghambat saraf untuk melaporkan rasa nyeri selama durasi tertentu. Pada pajanan yang kronis, neuron akan mengalami penurunan neurotransmitter sehingga mengurangi respon nyeri dan menghambat inflamasi neurogenik. Selain mekanisme diatas, capsaicin dapat merangsang SSP untuk menyekresi endorphin yang efektif sebagai analgetik. Dalam studi akhie-akhir ini,capsaicin pada binatang percobaan dilaporkan dapat membunuh sel-sel karsinogenik dan menyembuhkan diabetes mellitus (diabetes tipe 1).

Bagian cabe yang mengandung banyak capsaicin
Bagian cabe yang mengandung capsaicin
Dalam bidang farmasi, selain untuk meredakan rasa sakit atau nyeri, capsaicin juga dikenal memiliki aktivitas antikanker. Berdasarkan penelitian oleh The American Association for Cancer Research, capsaicin diduga dapat membunuh sel kanker prostat dengan menyebabkan terjadinya apoptosis. Studi klinik di Jepang dan Cina, menunjukkan bahwa capsaicin dapat menghambat pertumbuhan sel leukimia secara langsung. Capsaicin juga diujicobakan sebagai obat diabetes oleh peneliti asal Toronto, Canada. Capsaicin mempunyai potensi yang tinggi dalam bidang farmasi sebagai anti kanker, anti artritis dan analgesik di samping turut mempunyai nilai komersil dalam industri makanan.

Efek iritatif capsaicin tidak hanya berlangsung di mulut dan lidah, tetapi dapat sampai hingga lambung dan usus. Pada beberapa orang yang peka, hal ini akan menyebabkan lambung teriritasi hingga sekresi getah lambung meningkat dan gerak peristaltic saluran pencernaan juga meningkat.Akibatnya orang tersebut akan mencret. Capsaicin dosis tinggi dapat menyebabkan gastro-esophageal reflux, dan menurut beberapa penelitian (walaupun masih diperdebatkan) dapat menyebabkan kanker lambung.

Bagaimana Cara Menganalisa dan Mengukur Kadar Capsaicin?

Beberapa penelitian yang telah dilakukan juga berhasil mengisolasi senyawa metabolit sekunder capsaicin. Pada tahun 1816 telah ditemukan senyawa capsaicin dari isolasi cabe dan tujuh senyawa telah diidentifikasi tetapi hanya capsaicin yang memberikan respon panas sekitar 90%. Capsaicin merupakan turunan senyawa fenilpropanoid yang memiliki aktifitas biologis yang tinggi, memberikan efek fisiologi dan farmakologis yang lebih dikenal sebagai senyawa kimia aktif, juga sebagai antioksidan. Ciri-ciri capsaicin yaitu tidak berwarna, tidak berbau, hidrofobik, dan mengkristal dalam senyawa lilin.

Analisis capsaicin yang sudah dilakukan adalah menggunakan cara organoleptik dan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Cara organoleptik dilakukan dengan merasakan bijinya. Walaupun metode ini cepat dan murah, namun dapat meninggalkan rasa sakit bagi perasa. Hasil analisa ini digolongkan dalam skala Scoville. Skala Scoville digunakan untuk mengukur rasa pedas pada cabe. Sebuah skala yang dibuat berdasarkan rasa pedas pada cabe-cabe tersebut. Cara organoleptik memiliki kelemahan pada akurasi yang rendah dan relatif subjektif (Scoville, 1912).

Analisis menggunakan metode HPLC dilakukan dengan cara biji cabe dikeringkan, kemudian direndam. Selanjutnya, zat kimia yang bereaksi terhadap panas diekstrak, dan hasil ekstrak diinjeksikan dalam alat HPLC untuk dianalisa. Metode ini mengidentifikasi senyawa-senyawa yang menyumbangkan panas. Senyawa-senyawa ini kemudian diformulasikan secara matematis sesuai besarnya kapasitas relatif senyawa tersebut menyumbangkan rasa panas. Metode ini tidak lagi dihitung menggunakan satuan Scoville tetapi dalam satuan kekuatan ASTA (American Spice Trade Association). Satu ppm sebanding dengan 15 satuan Scoville.

Konversi ini adalah pendekatan seorang ahli dalam rasa panas Donna R. Tainter dan Anthony T. Grenis mengatakan bahwa terdapat konsensus skala ASTA 20-40% lebih rendah dari nilai Scoville. Namun teknik 4 HPLC ini juga memiliki kelemahan dalam hal peralatan dan biaya penelitian yang cukup mahal dan waktu analisis yang relatif lama (± 1 jam).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

Barru WanuAku