Saat unjuk rasa Maret lalu, Ng Lai-ying, seorang perempuan muda Hongkong “menyerang” seorang polisi dengan buah dadanya. Celakanya, si polisi melaporkan “serangan” tersebut dan menyeret Ng ke meja hijau.
“Serangan” bermula dari unjuk rasa anti pemerintah memprotes membeludaknya jumlah pedagang Tiongkok yang berbisnis di Hongkong. Saat itu Ng berhadapan dengan chief inspector polisi bernama Chan Ka-po.
Kabarnya, ketika terjadi aksi saling dorong, Ng sengaja menabrakkan payudaranya ke lengan Chan. Tapi, penuturan Chan berbeda dengan pengakuan perempuan yang berprofesi sebagai kasir tersebut.
“Tangan polisi itu memegang payudara sebelah kiri saya dan saya pun langsung berteriak karena takut terjadi hal-hal yang tidak saya inginkan,” terang Ng dalam berkas pengadilan.
Kemarin (30/7) South China Morning Post melaporkan bahwa Chan sebenarnya hanya ingin menarik tali tas selempang yang dipakai Ng. Tapi, dia salah sasaran dan tangannya mendarat pada bagian tubuh perempuan 30 tahun tersebut.
Chan yang kaget mendengar teriakan Ng pun sempat panik. Dia tidak mau publik salah kira dan menganggapnya melakukan pelecehan seksual. Maka, sebagai abdi hukum, dia pun langsung melaporkan insiden itu kepada yang berwajib.
Dalam laporannya, dia menyebut Ng sengaja “menyerangnya” dengan payudara. Ternyata, ada dua perempuan lain yang juga digugat polisi gara-gara “serangan” senada.
Kemarin pengadilan menjatuhkan vonis bersalah kepada Ng. Dia terbukti melawan petugas dalam kerusuhan di Distrik Yuen Long tersebut. Maka, pengadilan pun mengganjarnya hukuman penjara 3,5 bulan.
“Jika saya tidak menjatuhkan vonis yang membuat jera, publik mungkin akan mengira bahwa menyerang petugas saat terjadi unjuk rasa adalah hal yang sepele,” tandas hakim Michael Chan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar